Pages

Sunday, August 1, 2010

MEMBUKA RAHASIA ALAM MALAIKAT BAHAGIAN 4


MALAIKAT IZRAIL AS


Malaikat Izrail as. di ciptakan oleh Allah dalam bentuk yang serupa dengan Malaikat Mikail as. Baik wajahnya, lisannya, sayapnya, besarnya dan kekuatannyan, semuanya tidak kurang dan tidak lebih. Ia hidup di suatu alam yang di bentengi dengan rahasia Allah. Benteng tersebut besarnya melebihi besar langit dan bumi.

Jika seumpama seluruh air lautan dan sungai di siramkan ke atas kepala Malaikat Izrail, maka tidak setitis pun yang jatuh kebumi. Ia di beri kemampuan yang luar biasa oleh Allah, sehingga arah barat dan timur boleh terjangkau oleh kedua tangannya sebagaimana keadaan seseorang yang menghadapi sebuah meja makan yang penuh dengan berbagai macam makanan yang siap untuk di makan.

Selain itu, ia memiliki kemampuan dan kebolehan untuk membolak balikkan dunia. Malaikat Izrail, selain di bentengi dengan beberapa lapis rahsia Tuhan, ia telah di ikat pula dengan sebanyak tujuh puluh rantai di mana panjang tiap-tiap rantai itu seperti perjalanan dengan jarak seribu tahun. Kerana tempatnya yang rahsia itu, sehingga tidak ada satu malaikat pun yang tahu tempat tinggalnya itu.

Demikian juga tentang suaranya, tiada satu pun malaikat yang pernah mendengarnya, baik yang jelas mahupun yang samar-samar.

Di sebutkan, ketika Allah Ta’ala menciptakan Al Maut dan menyerahkannya kepada Izrail, berkatalah Izrail : “Wahai Tuhanku, apakah Al Maut itu? Lalu Allah menyingkap rahsia Al Maut dan memerintahkan agar seluruh malaikat itu menyaksikannya. Maka setelah seluruh malaikat menyaksikan Al Maut itu, tersungkurlah semuanya dalam keadaan pengsan selama seribu tahun.

Setelah sedar dari pengsan, bertanyalah mereka : “Ya Tuhan kami, adakah makhluk yang lebih besar dari ini? Allah berfirman : Akulah yang menciptakannya dan Akulah yang lebih Agung darinya. Seluruh makhluk itu akan merasakan Al Maut itu.

Kemudian Allah berfirman : Hai Izrail, ambillah Al Maut itu dan Aku telah menyerahkannya kepadamu. Maka Izrail berkata : Ya Tuhanku, apa dayaku untuk mengambilnya sedangkan ia lebih agung dariku. Kemudian Allah memberikan kekuatan kepada Izrail sehingga Al Maut menetap di tangannya.

Setelah itu Al Maut berkata : Ya Tuhanku, izinkanlah aku untuk berseru d langit sekali sahaja. Maka setelah di izinkan, berserulah ia dengan suara yang amat keras: “Aku ini adalah Al Maut, tugasku sebagai pemisah orang yang saling cinta mencintai. Aku adalah Al Maut, tugasku memisahkan antara anak dan ibunya. Aku adalah Al Maut, tugasku memisahkan saudara laki-laki dan perempuan, Aku adalah Al Maut, tugasku menghancurkan bangunan, rumah dan gedung-gedung. Aku adalah Al Maut, tugasku meramaikan kuburan, aku adalah Al Maut, tugasku mencari dan mendatangi kamu semuanya. Walaupun kamu berada dalam lapis benteng yang amat kuat dan tiada satupun makhluk yang tidak merasakan kepedihanku.

Malaikat Izrail pernah bertanya : “Wahai Tuhanku, bilakah aku akan mencabut nyawa seseorang hamba? Dalam keadaan apa dan bagaimana aku mengambilnya? Firman Allah : Wahai Malaikat Izrail, ini adalah ilmu yang asing, siapapun tidak akan mengerti selain Aku. Akan tetapi, Aku memberitahumu mengenai kedatangan waktunya dan Aku memberikan tanda-tandanya kepadamu.

Di sebutkan bahawa, jika sudah tiba waktunya seseorang hamba itu meninggal dunia, maka ada beberapa malaikat yang datang kepada Izrail. Malaikat yang menjaga jiwa berkata: “Sudah habis masa si fulan dan si fulan….Malaikat yang menjaga rezeki dan amalnya berkata : Sudah habis rezeki dan amalnya.

Di sebutkan juga bahawa, Malaikat Mikail turun dengan membawa lembaran kepada Malaikat Izrail dari sisi Allah. Dalam lembaran itu tertulis nama orang yang di perintah untuk di cabut nyawanya, tempat pencabutannya, dan sebab-sebab ia mencabutnya.

Ka’bil Akhbar menerangkan bahawasanya Allah Ta’ala menciptakan sebuah pohon di bawah Arasy. Pohon itu mempunyai daun sebanyak bilangan makhluk. Maka ketika ajalnya seseorang itu telah tiba dan umurnya tinggal 40 hari, maka gugurlah daunnya dan jatuh di tempat Izrail, maka tahulah ia bahawasanya ia di perintahkan untuk mencabut nyawa seseorang yang berhak atas daun itu.

Dan setelah itu para malaikat menyebutnya ‘mayit hidup’ kerana ia masih mengalami kehidupan dunia selama 4o hari lagi.

Di sebutkan bahawa Abu Laits berkata : Sesungguhnya akan turun dari bawah Arasy dua titisan di atas nama pemiliknya. Salah satu dari titisan itu berwarna hijau sedang yang lain berwarna putih. Jika yang jatuh itu berwarna hijau, maka suatu petanda bahawa pemiliknya itu termasuk orang yang beruntung dan bahagia. Sedang untuk mengetahui di mana tempat ia akan meninggal, maka Allah memerintahkan malaikat untuk masuk ke dalam air mani yang berada di dalam rahim ibu dengan mencampur debu bumi yang ia akan mati di tempat itu. Maka berputar-putarlah ia kemana saja di kehendakinya. Tetapi kemudian akan kembali ke tempat asal debu itu dan matilah ia di tempat itu. Dan di atas demikian itulah Allah berfirman di dalam Al Quran : Ertinya : Katakanlah (Muhammad) : Sekiranya kamu berada di dalam rumah, nescaya orang-orang yang di takdirkan akan mati terbunuh di medan pertempuran itu keluar juga ke tempat mereka menghadapi kematian.

Dalam hal ini, ada sebuah cerita. Bahawasanya Malaikat Maut menampakkan diri pada zaman Nabi Sulaiman as. Tiba-tiba ia memandang pada seorang pemuda yang berada di sisi Nabi Sulaiman as. Ketika pemuda itu menyedari, maka timbul lah rasa gementar di hati pemuda itu. Setelah Malaikat Maut itu pergi (menghilang), timbullah keinginannya untuk pergi ke Negeri China.

Maka berkatalah pemuda itu kepada Nabi Sulaiman : “Wahai Sulaiman, aku mohon tuan menyuruh angin membawaku ke Negeri China. Maka Nabi Sulaiman pun memerintahkan angin untuk membawa pemuda itu ke Negeri China. Malaikat Maut pun datang lagi kepada Nabi Sulaiman dan Nabi Sulaiman pun bertanya apa sebabnya ia memandang kepada pemuda itu.

Maka jawab Malaikat Maut : Sesungguhnya aku di perintahkan mencabut nyawa pemuda itu pada hari itu di Negeri China, padahal aku melihat nya berada bersama tuan. Maka Nabi Sulaiman menceritakan tentang permintaan pemuda itu. Maka Malaikat Maut pun berkata : “Aku telah mencabut nyawanya pada hari itu di Negeri China.

Di ceritakan pula bahawa : ada seorang pemuda yang sentiasa berdoa :

Ertinya : Ya Allah, ampunilah aku dan bagi malaikat penjaga matahari.

Lalu malaikat penjaga matahari minta izin kepada Allah untuk berziarah kepada pemuda itu. Setelah di izinkan, lalu ia turun ke bumi. Maka berkatalah malaikat penjaga matahari itu : "Sesungguhnya engkau memperbanyakkan doa untuk ku, maka apakah sebenarnya hajatmu itu?" Pemuda itu menjawab : "Aku bermaksud agar engkau mahu membawaku ketempatmu, lalu aku bermaksud lagi agar engkau sudi menanyakan tentang ajalku kepada Malaikat Maut."

Maka di bawanya pemuda itu ketempat malaikat penjaga matahari, setelah tiba di sana, pemuda itu di suruh menempati tempat duduknya.

Kemudian malaikat penjaga matahari pergi ke tempat maut dan menceritakan tentang peristiwa yang dialami dan tentang keperluan pemuda itu. Setelah Malaikat Maut membuka dan meneliti nama pemuda itu, lalu Malaikat Maut berkata : “Waktunya masih jauh dan saudaramu itu memiliki kesopanan yang agung. Dan ia tidak akan meninggal sampai ia menduduki kursimu.

Malaikat matahari berkata : Ia sekarang telah duduk di kursiku. Maka Malaikat Maut menjawab: “Ia akan mati di sisi Rasul kita dan yang demikian itu mereka tidak mengetahuinya.

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad s.a.w. bersabda : “Para binatang itu ajalnya berada di zikirnya, maka jika mereka meningalkan zikirnya maka Allah mencabut nyawanya. Dan telah di sebutkan pula bahawa Allah itu Maha berkuasa mencabut segala nyawa tetapi di sandarkan pencabutan itu kepada Malaikat Maut sebagaimana di sandarkan kematian seseorang itu dengan sebab terbunuh atau sakit.

Firman Allah Ta’ala :

Ertinya : Allah itu mencabut jiwa orang pada saat kematiannya dan membungkam jiwa orang yang belum mati pada waktu tidurnya. (Az-Zumar : 42) .

No comments:

Post a Comment