Pages

Friday, December 27, 2013

BANI ISRA'IL DI PADANG TIIH...

Gambar hiasan...

MUSA memukulkan tongkatnya ke laut, kemudian laut itu terbelah menjadi beberapa bahagian, sehingga setiap bahagian yang terkuak airnya terhimpun seperti gunung yang tinggi. Selanjutnya, kaum Bani Isra'il mula menyeberanginya hingga mereka sampai ke tepi pantai yang lain (seberang).

Sementara Firaun melihat peristiwa laut yang terbelah itu, kemudian dia berangkat dengan pasukan berkudanya untuk menyeberangi laut di belakang Bani Isra'il. Namun lautan itu kembali tertangkup kembali airnya seperti asal, sehingga dia dan para perajuritnya tenggelam, sedangkan Musa dan Bani Isra'il diselamatkan Allah dari Firaun dan kekejamannya, setelah sebelumnya Firaun membunuh bayi-bayi lelaki mereka dan membiarkan hidup bayi-bayi perempuan mereka serta menyeksa mereka dengan seksaan yang pedih.

Musa kemudian memerintahkan Bani Isra'il untuk sujud syukur kepada Allah, namun mereka berkata: "Sesungguhnya kami letih, wahai Musa. Kami tidak akan sujud sekarang."

Demikianlah, umat Yahudi itu lupa akan kurnia Allah yang diberikan kepada mereka, dan sikap ini selalu menjadi kebiasaan mereka. Musa dan kaumnya Bani Isra'il kemudian berjalan di gurun pasir Sinai yang luas, lalu mereka bertemu dengan satu kaum yang menyembah berhala. Mereka berkata: "Wahai Musa, buatlah untuk kami berhala yang boleh kami sembah seperti berhala mereka itu."

Musa berkata: "Sesungguhnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui. Kamu keluar dari Mesir kerana; kamu beriman kepada Allah, sementara sekarang kamu hendak kafir. Apakah kamu sudah lupa mengapa kamu keluar dari Mesir dan diseksa oleh Firaun?" Musa. kemudian memerintahkan mereka bertaubat dan memohon keampunan.

Allah mewahyukan kepada Musa agar memerintahkan Bani Isra'il masuk ke tanah yang suci di Palestin. Musa berkata: "Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci yang telah ditentukan Allah bagimu dan janganlah kamu kembali ke belakang, maka kamu akan menjadi orang-orang yang rugi." Ketika itu Palestin diduduki, oleh kaum yang kuat, iaitu kaum 'Amaliq (raksasa, kerana tubuh mereka besar-besar), sehingga kaum Bani Isra'il berasa takut kepada mereka.

Mereka berkata: "Wahai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, dan sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya hingga mereka keluar darinya. Jika mereka telah keluar darinya, pasti kami akan memasukinya."

Kaum Bani Isra'il lupa bahawa Allah telah menyelamatkan mereka dari Firaun, padahal dia lebih kuat daripada kaum 'Amaliq. Dua orang lelaki dari orang- orang yang takut kepada Allah yang kepada keduanya Allah telah memberikan nikmat kemudian berkata: "Serbulah mereka melalui pintu gerbang (kota) itu, maka apabila kamu memasukinya, nescaya kamu akan menang. Hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman."

Sesungguhnya kemenangan telah ditentukan bagi kaum Bani Isra'il atas musuh-musuh mereka, seandainya mereka taat kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya.

Kaum Bani Isra'il kemudian menjawab seraya berkeras atas keingkaran mereka: "Wahai Musa, kami sekali-sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya. Oleh kerana itu, pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua. Sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja."

Ketika mereka mengatakan perkataan itu, Musa marah kepada mereka, kemudian dia berdoa kepada Tuhannya: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai, kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu, pisahkanlah antara kami dan orang-orang yang fasik itu."

Akibatnya, hukuman (yang mereka terima) sangat pedih. Allah mengharamkan mereka memasuki Baitul Maqdis dan Palestin selama empat puluh tahun, lalu Allah menjadikan mereka tersesat di gurun Sinai yang gersang tanpa air.

Maka jadilah gurun Sinai itu tanah Tiih (yang menyesatkan). Jika seorang lelaki Bani Isra'il berjalan di gurun itu sejak pagi harinya, maka pada petang harinya dia mendapati dirinya berada di tempat yang sama, di mana dia memulakan perjalanannya. Itu merupakan hukuman bagi mereka atas kederhakaan mereka. Lama masa hukuman di padang Tiih adalah empat puluh tahun.

Sinai adalah gurun pasir yang tidak memiliki tumbuhan dan air, kecuali hanya sedikit. Orang-orang Isra'il itu sepanjang harinya hanya boleh berpusing-pusing di dalamnya seolah-olah dalam satu lingkaran, tanpa boleh keluar dari daerah itu.

Kaum Bani Isra'il rasa lapar dan haus, sehingga mereka pun mengeluh kehausan itu kepada Musa. Musa berdoa kepada Tuhannya agar memberikan air minuman kepada mereka dan Allah pun kemudian mewahyukan kepada Musa: "Pukulkanlah tongkatmu ke batu!"

Ketika Musa memukulkan tongkatnya ke batu, maka terpancarlah dua belas mata air, sesuai dengan jumlah kabilah Bani Isra'il. Serentak mereka minum sampai kenyang. Tidak lama kemudian, mereka mengeluhkan rasa lapar kepada Musa, sehingga dia pun berdoa kepada Allah, lalu Allah menurunkan manna dan salwa kepada mereka.

Manna adalah sejenis minuman yang rasanya lebih manis daripada madu. Manna jatuh dari pepohonan yang ada di gurun itu. Orang yang meminumnya akan rasa kenyang dan hausnya akan hilang. Sumbernya berasal dari langit yang turun laksana salji. Jika ada seseorang yang menyimpannya untuk hari esok, maka minuman ini akan basi, kecuali pada hari Jumaat. Oleh kerana itulah, mereka menyimpannya pada hari Jumaat untuk hari Sabtu, sebab hari Sabtu adalah hari ibadah kaum Yahudi sehingga pada hari itu mereka cuti, tidak bekerja.

Adapun salwa, ia adalah nama burung seperti burung murai yang turun dari langit dalam keadaan telah terpanggang. Itu adalah makanan yang diberkati.

 

Mereka kemudian makan dan mereka kenyang. Namun kebiasaan kaum Bani Isra'il yang tidak pernah lepas dari mereka ialah banyak meminta kepada para Nabi. Mereka kemudian berkata: "Wahai Musa, kami tidak tahan hanya dengan sejenis makanan sahaja yakni manna dan salwa. Sebab itu, mohonlah untuk kami kepada Tuhanmu agar Dia mengeluarkan bagi kami dari tumbuh-tumbuhan bumi, iaitu berupa kacang, bawang merah, bawah putih, timun dan adas." 

Nabi Allah Musa berasa hairan kepada kaum yang telah diberikan kepada mereka manna dan salwa oleh Allah, kemudian mereka meminta makanan lain yang justeru berbau tidak enak, seperti kacang adas, kacarng tanah dan bawang merah. Dia berkata: "Mahukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pastilah kamu akan memperoleh apa yang kamu minta."

Mereka kemudian rasa malu di atas diri mereka namun mereka kembali mengeluh kepada Musa. Mereka bukannya membuat sesuatu yang dapat meneduhi mereka dari panas sinar matahari, melainkan justeru mengeluhkan hal itu kepada Musa, sehingga Musa pun berdoa kepada Tuhannya, dan Allah memberikan awan kepada mereka, iaitu mega putih yang meneduhi mereka.

Di sisi yang lain, dalam kaitannya dengan matahari yang bersinar pada siang hari dan rembulan yang bercahaya pada malam hari, Allah telah memberikan kepada mereka anugerah besar lain. Pada malam-malam yang tidak berbulan, Allah menjadikan untuk mereka cahaya yang berkat penerangannya mereka boleh berjalan pada malam hari.

Mereka keluar dari Mesir tanpa membawa pakaian, kemudian mereka mengeluh kepada Nabi Allah, Musa, tentang pakaian mereka yang kotor. Musa kemudian Berdoa kepada Tuhannya dan Allah memberikan nikmat yang besar kepada mereka, iaitu menjadikan pakaian mereka tidak pernah kotor lagi, bahkan turut berkembang seiring dengan pertumbuhan pemakainya betapapun tuanya usia pemakainya.

Kaum Bani Isra'il tinggal di padang Tiih di samping bukit Thur, yang ada di gurun Sinai. Allah kemudian mewahyukan kepada Musa agar dia menyampaikan perintah-Nya kepada mereka.

Musa pun menyampaikan kepada mereka bahawa Allah memerintahkan kepada mereka untuk mengerjakan solat di tempat mana pun, kecuali di kubur dan tempat buang air, namun mereka menyukarkan diri mereka sendiri dan mengatakan: “Kami tidak akan solat, kecuali di dalam masjid."

Allah, memerintahkan kepada mereka agar menyucikan pakaian dengan air jika terkena najis, namun mereka mengatakan: "Tidak, bahkan kami akan memotong bahagian yang terkena najis." Oleh kerana itulah, semua pakaian mereka menjadi bertampal-sulam.

Allah memerintahkan mereka untuk bertaubat dari dosa jika mereka melakukannya, tetapi mereka berkata: "Tidak, bahkan dosa itu akan ditulis di pintu rumah pelakunya, lengkap kifarat yang harus dibayarnya!"'

Dengan demikian, mereka telah menyukarkan diri mereka sendiri, sehingga Allah pun memberatkan mereka. Pernahkah kamu melihat umat yang lebih dungu daripada mereka?

Allah mewahyukan kepada Musa agar berangkat ke puncak bukit Thur, kerana di sana Allah akan menurunkan syariat-Nya dan mengajarkan taurat kepadanya, yang berisi petunjuk dan bimbingan bagi kaum Bani Isra'il.

Musa kemudian bersiap sedia untuk bertemu Allah, Dia mewasiatkan kepada saudaranya (Harun, Nabi dan pembantunya) agar menjaga Bani Isra'il selama kepergiannya, mengurus persoalan mereka, serta mengajar kepada mereka apa-apa yang tidak mereka ketahui menyangkut syariat Allah. Kepada Harun, Musa memberitahu bahawa kepergiannya akan berlangsung selama tiga puluh hari.

Musa pun pergi menemui Tuhannya. Dia naik ke atas bukit Thur dan di sanalah syariat Allah diturunkan kepadanya. Ketika itu Musa berpuasa selama tiga puluh hari, kemudian dia merasakan mulutnya berbau tidak enak, lalu dia mengambil siwak dan membersihkan giginya. Allah kemudian bertanya kepadanya: "Mengapa kamu melakukan itu?" Musa menjawab: "Ya Tuhanku, bau mulutku telah berubah."

Allah berfirman: "Wahai Musa, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi-Ku daripada minyak misik."

Allah kemudian memerintahkan Musa untuk berpuasa selama sepuluh hari lagi, sehingga jumlah waktu bertemu dengan Allah itu menjadi genap empat puluh hari.

Sesungguhnya Allah berbicara terus dengan Musa dan begitu juga sebaliknya dan Musa merasakan betapa nikmatnya berada dekat dengan Allah. Dia berkata: Tuhanku, aku ingin memandang dan melihat-Mu." Allah menjawab: "Wahai Musa, sesungguhnya kamu tidak akan pernah dapat melihat-Ku, tetapi lihatlah bukit itu (bukit Thur). Jika ia tetap pada tempatnya, maka kamu akan boleh melihat-Ku."

Ketika Allah menampakkan diri pada gunung itu, maka gunung itu bergetar, gempa dan luluh lantak rata dengan tanah dan Musa pun jatuh pengsan.

Ketika sedar, Musa mengetahui bahawa orang-orang mukmin tidak akan dapat melihat Allah di dunia, tetapi mereka akan melihat-Nya di akhirat ketika mereka masuk syurga. Musa kemudian berkata: "Ya Tuhanku, Maha Suci Engkau. aku bertaubat kepada-Mu dan aku termasuk orang-orang mukmin pertama."

Allah kemudian memberikan lembaran-lembaran yang di dalamnya tertulis taurat, di sana pula ada petunjuk dan rahmat bagi kaum Bani Isra'il.

Ajaran-ajaran taurat adalah janganlah mencuri, janganlah berzina, janganlah kamu memberi kesaksian kepada temanmu dengan kesaksian yang palsu; sembahlah Allah semata-mata yang tiada sekutu bagi- Nya, janganlah membunuh, taatilah ayah dan ibumu sepanjang umurmu, jangan menujukan pandanganmu ke dalam rumah temanmu dan janganlah kamu mengangan-angankan isteri dan hamba, yakni janganlah kamu menaruh iri kepadanya.

Musa rasa senang dengan lembaran-lembaran itu, ingin rasanya dia terbang dengan membawa lembaran-lembaran itu kepada kaumnya, namun Allah mengkhabarkan satu berita yang membuatnya bersedih. Berita apakah itu?

Sebelum Bani Isra'il keluar dari Mesir, kaum Yahudi meminta kaum wanita Mesir agar sudi meminjamkan emas dan perhiasaan mereka kepada kaum wanita Yahudi, supaya mereka boleh memakainya pada hari raya mereka, kemudian mereka akan mengembalikannya lagi kepada kaum wanita Mesir sesudahnya.

Akan tetapi, niat kaum wanita Yahudi itu sebenarnya adalah ingin mencuri emas dan perhiasan cincin, anting- anting, gelang kaki dan perhiasan kaum perempuan yang lain.

Kerana Bani Isra'il adalah orang-orang yang bodoh, salah seorang dari mereka yang bernama Samiri, boleh mencuri emas mereka (yang dipinjam dari wanita-wanita Mesir itu melalui kepiawaiannya alam hal tipu muslihat.

Si kafir ini mampu menghimpun emas tersebut dari wanita-wanita Yahudi, kemudian meletakkannya di dalam api dan membentuknya menjadi patung emas anak lembu. Dia membuat bahagian dalam anak lembu itu terbuka dari dua arah. Jika ada udara masuk ke dalam perut anak lembu, maka keluarlah suara seperti suara lenguhan anak lembu, sehingga orang-orang Yahudi menduga bahawa patung anak lembu itu Tuhan. Samiri kemudian berkata kepada mereka: "Inilah Tuhan kalian dan Tuhan Musa."

Samiri juga memanfaatkan masa sepuluh hari ketiadaan Musa. Dia berkata: "Sesungguhnya Musa telah mati, dan inilah Tuhan kamu dan Tuhan Musa, maka sembahlah ia!"

Mereka kemudian mentaatinya kerana kekafiran mereka dan mahu bersujud kepada patung anak lembu, kecuali Harun dan sejumlah orang-orang mukmin yang menolak bersujud kepada berhala emas yang disembah umat Yahudi itu, umat yang menjadi hamba harta dan emas.

Ketika Musa akan kembali kepada kaumnya, Allah mengkhabarkan kepadanya tentang penyembahan dan sujud kaumnya kepada patung anak lembu, sehingga dia pun rasa sangat sedih. Oleh kerana itu, bergegaslah Musa kembali kepada kaumnya, kemudian dia melihat seekor anak lembu. Dia menyangka bahawa Harun pun telah menyembah patung anak lembu itu bersama mereka, sehingga dia memegang dan mula mencekiknya seraya berkata: "Mengapa kamu membiarkan mereka menyembah patung anak lembu itu, wahai Harun?

Apakah kamu menyetujuinya?" Harun menjawab: "Wahai Musa, wahai anak ibuku! Janganlah kamu melakukan ini kepadaku. Demi Allah, sesungguhnya aku telah menasihati dan melarang mereka, tetapi mereka berkeras melakukannya. Aku kemudian menunggumu hingga kamu kembali dengan membawa perintah Allah untuk mereka."

Harun kemudian mendatangkan Samiri, lalu Musa berkata kepadanya: "Semoga kemurkaan Allah atas dirimu, wahai Samiri! Pergilah kamu! Sesungguhnya hukuman bagimu adalah Allah akan menimpakan suatu penyakit kepadamu, setiap kali kamu meletakkan tanganmu ke tubuhmu, maka setiap itu pula kulitmu gugur, sehingga kamu mengatakan, “Jangan sentuh aku."

Setelah itu Musa membakar patung anak lembu di dalam api, kemudian setelah menjadi abu, ia melemparkannya ke laut. Kaum Bani Isra'il kemudian berasa sedih atas patung anak lembu itu, lalu mereka pergi ke laut dan meminum air tempat patung anak lembu itu dilemparkan di sana. Oh, alangkah bodohnya mereka.

Selanjutnya, Allah memalukan mereka dengan menjadikan bibir mereka berwarna kuning. Musa kemudian berkata: "Wahai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya diri kamu dengan menjadikan patung anak lembu sebagai sembahan kamu selain Allah, dan sesungguhnya hukuman untuk kamu adalah membunuh diri kamu (sendiri), hingga Allah menerima taubat kamu."

Musa kemudian memerintahkan mereka yang menyembah anak lembu itu untuk masuk ke dalam rumah yang gelap gelita. Mereka mengikat diri mereka sendiri, sehingga orang-orang yang tidak menyembah anak lembu datang kepada mereka, kemudian membunuh mereka dengan pedang. Sesungguhnya tanda dari Allah menerima taubat mereka adalah turunnya kegelapan, kemudian kegelapan itu menghilang. Bila kegelapan telah hilang, bererti taubat mereka telah diterima, sehingga hukuman mati pun dihentikan.

Orang-orang yang tidak menyembah anak lembu mula membunuh yang pernah menyembahnya, sehingga anak-anak menangisi kematian ayah mereka dan kaum wanita pun menangisi kematian suami-suami meraka. Musa tidak sanggup menyaksikan pemandangan itu, lalu dia menadahkan tangannya berdoa memohon kepada Allah.

Selanjutnya, Allah mengabulkan doa nabi-Nya dan menerima taubat mereka, sehingga hilanglah kegelapan itu dan Allah menerima taubat mereka yang masih hidup dan mengasihani orang-orang yang telah meninggal dunia.

Ketika Musa mengetahui bahawa kaumnya menyembah patung anak lembu, bukan menyembah Allah, dia marah kepada mereka dan melemparkan lembaran-lembaran yang di dalamnya tertulis kitab Taurat. Ketika Allah menerima taubat mereka, dia mengambil kembali lembaran-lembaran itu dan berkata kepada kaum Bani Isra'il: "Ambillah ajaran-ajaran ini dan ikutlah apa-apa yang ada di dalamnya."Mereka berkata: "Tidak, sampai Allah berbicara kepada kami sebagaimana Dia berbicara kepadamu."

Allah kemudian marah kepada mereka dan memerintahkan para malaikat untuk "mengangkat gunung Thur dan menimpakannya kepada mereka. Mereka melihat gunung Thur di atas kepala mereka seperti awan, kemudian mereka bersujud kepada Allah seraya berkata: "Sekarang kami bertaubat kepada Allah."

Allah kemudian mengangkat seksaan itu dari mereka dan mereka pun mahu mengambil pengajaran itu dari Nabi Musa. Mereka berkata: "Tidak ada sujud yang lebih agung, selain sujud yang dapat melenyapkan seksaan dari kami."

Allah memerintahkan kepada Musa untuk memilih, tujuh puluh orang Bani Isra'il untuk pergi ke gunung Thur, kemudian memohon keampunan kepada Allah atas dosa menyembah anak lembu yang dilakukan kaumnya. Musa kemudian memilih tujuh puluh orang itu dan membawa mereka naik ke atas gunung Thur.
Ketika Musa hendak berbicara dengan Allah, dia masuk ke dalam kabut cahaya. Saat Allah sedang berfirman kepadanya, kabut itu menyelimuti seluruh gunung Thur sehingga semakin bertambah tebal. Sementara itu, kaum Bani Isra'il dapat mendengar apa yang Allah firmankan kepada Musa.
Mereka kemudian berkata: "Wahai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang-terangan."

Permintaan mereka itu merupakan suatu keraguan kepada Allah. Adapun Musa, dia memang ingin melihat Tuhannya, sebab dia berasa rindu kepada-Nya. Adapun orang-orang Bani Isra'il itu, sesungguhnya mereka telah melakukan kekeliruan yang besar. Oleh kerana itulah, Allah mengirimkan petir dari langit, sehingga mereka mati semuanya.

Musa kemudian menangis dan berdoa: "Ya Tuhanku, seandainya Engkau menghendaki, nescaya Engkau dapat membinasakan mereka saat mereka menyembah patung anak lembu. Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang lemah akal. Oleh kerana itu, janganlah Engkau binasakan kami kerana apa yang dilakukan orang-orang yang bodoh dari kalangan kami. Ya Tuhanku, hidupkanlah mereka kembali. Sesungguhnya Engkau adalah Penolong kami, maka ampunilah dan kasihanilah kami. Engkau adalah sebaik-baik pemberi keampunan. Tetapkanlah kebaikan untuk kami di dunia ini. Sesungguhnya kami bertaubat kepada-Mu dan kembali kepada-Mu dari kederhakaan."

Allah kemudian menghidupkan dan menerima taubat mereka, kemudian mereka kembali ke rumah mereka bersama-sama dengan Musa. Saat itu ada teriakan dan tangisan, kemudian seorang lelaki berkata: "Kamulah pembunuh!" Lelaki yang lain menjawab: "Sebenarnya kamu dan kaummulah yang membunuh."

Anak dari saudara yang terbunuh itu kemudian datang sambil berteriak, menampar pipi dan menyeru: "Mereka membunuh pakcikku untuk merompak dan mewarisi hartanya."

Salah seorang dari mereka berkata: "Kita pergi menemui Nabi Allah, Musa agar dia menjelaskan kepada kita tentang perkara yang sebenarnya."

Mereka kemudian pergi menemui Musa a.s. dan menceritakan kisah pembunuhan itu, kemudian Musa berkata: "Aku meminta kepada kamu supaya bersumpah atas nama Allah jika salah seorang di antara kamu mengetahui sesuatu tentang pembunuhan ini."

Tidak seorang pun berkata-kata dan berbicara. Musa kemudian bermunajat dan berdoa kepada Tuhannya, lalu kembali lagi kepada kaumnya. Dia berkata: "Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kamu untuk menyembelih seekor lembu betina."

Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami bahan ejekan dan kamu bercanda kepada kami?"
Nabi Allah, Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang- orang yang jahil."

Mereka berkata: "Jika demikian, berdoalah kepada Allah agar Dia menerangkan kepada kami bentuk lembu betina itu."

Musa berdoa kepada Tuhannya, kemudian Musa berkata: "Sesungguhnya lembu betina itu adalah lembu betina yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan antara itu." Kerana Musa mengetahui bahawa mereka banyak bertanya, maka dia pun berkata: "Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu."
Mereka berkata: "Mohonlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya."

Musa pun berdoa kepada Tuhannya, lalu kembali dan berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahawa lembu betina itu adalah lembu betina yang kuning, yang kuning tua warnanya lagi menyenangkan orang- orang yang memandangnya."

Ketika mereka menyukarkan diri mereka sendiri, maka Allah pun menyukarkan mereka, sehingga mereka tidak menemui lembu betina dengan warna itu. Mereka kemudian kembali kepada Musa dan berkata: "Moholah kepada Tuhanmu untuk kami agar dia menerangkan kepada kami, kerana sesungguhnya lembu betina kuning itu banyak, (namun ia masih) samar bagi kami."

Setelah berdoa kepada Tuhannya, Musa kemudian menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahawa lembu betina itu adalah lembu betina yang belum pernah digunakan untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak cacat, tidak ada belangnya."

Mereka kemudian pergi untuk mencari lembu betina itu. Pencarian terhadap lembu betina itu terus berterusan, hingga mereka menemuinya pada seorang anak yang sangat berbakti kepada kedua-dua orang tuanya. Allah memberikan balasan kepadanya yang baik, di mana dia menjual lembu betina itu dengan emas yang beratnya sepuluh kali ganda dari lembu tersebut.

Ketika mereka telah menyembelih lembu betina itu, Allah memerintahkan kepada Nabi Musa agar mereka mengambil salah satu dari tulangnya, kemudian memukulkan pada tubuh mangsa yang terbunuh. Mereka pun melakukan perkara itu.

Setelah orang yang terbunuh itu dipukul dengan tulang lembu betina, mendadak hidup kembali dan mengatakan: "Orang yang telah membunuhku ialah anak saudaraku yang menangis kuat dan menampar pipinya sendiri ini. Dia membunuhku agar dia boleh mewarisi hartaku." Dia kemudian mati lagi.

Sekalipun Bani Isra'il telah melihat tanda-tanda dan mnukjizat-mukjizat itu, mereka terus menyakiti Musa a.s. sehingga Musa meninggal dunia dalam keadaan marah kepada mereka.

Dipetik dari buku:
Himpunan kisah-kisah menarik daripada Al-Quran

No comments:

Post a Comment