Monday, June 27, 2011

SUARA AIR SUNGAI YANG MENGETUK PINTU HATI...

Ka’ab b. Ahbar meriwayatkan bahawa di kalangan kaum bani Israil dahulukala, ada seorang lelaki yang sentiasa melakukan perbuatan maksiat.


Pada suatu hari, dia turun ke sungai untuk mandi. Tiba-tiba ia mendengar suatu panggilan suara dari dalam sungai itu yang menyeru: “Wahai orang yang sedang mandi, hendaklah kamu merasa malu! Mengapakah kamu tidak bertaubat atas dosa-dosa yang telah kamu lakukan selama ini?”


Ketika ia mendengar ejekan dari sungai itu, dengan perasaan gelisah dia lalu keluar dari sungai tersebut sambil berkata: “Mulai saat ini aku tidak akan berbuat derhaka lagi kepada Allah!”


Setelah berkata demikian, lelaki itu lalu berjalan mendaki sebuah gunung yang secara kebetulan di atas gunung tersebut ada dua belas orang yang sedang beribadah kepada Allah SWT. Lelaki itu lalu bergabung dengan mereka sehingga datang musim kemarau yang sangat panjang di daerah itu.


Kerana dari hari ke hari yang dilalui terlalu panas, akhirnya mereka sepakat untuk turun dari gunung tersebut guna mencari tempat yang rendang untuk berteduh. Rupanya tanpa mereka sedari, pada waktu mereka turun dari gunung itu, mereka sampai kesebuah sungai yang pernah dahulunya membuatkan lelaki yang ikut bergabung bersama dengan mereka itu gelisah.


Pada waktu itu, kepada teman-temannya, lelaki tersebut berkata: “Aku tidak akan ikut bersama dengan kamu semua untuk turun kedalam sungai itu.”


Mereka bertanya : “Mengapa demikian?”


Lelaki itu menjawab: “Kerana air sungai itulah yang telah memperlihatkan kesalahanku sehingga aku pun merasa malu bila sungai itu masih menyebutkan kesalahanku kembali.”


Selepas itu, lelaki itupun pergi meninggalkan kawan-kawannya. Pada saat itu juga sungai itu lalu memanggil-manggil mereka: “Wahai hamba-hamba Allah ahli ibadah, apakah sebenarnya yang sedang di lakukan oleh temanmu itu?”


Salah seorang dari mereka menjawab: “Wahai suara yang datangnya dari air sungai, sesungguhnya teman kami itu menyangka bahawa di dalam sungai ini ada suara yang telah memperlihatkan kesalahannya, sehingga teman kami itu menjadi malu, apa lagi bila kamu sampai menyebutkan kesalahannya kembali.”


“Subhanallah, tolong sampaikan pesanku ini kepada temanmu itu, jika ternyata dia telah kembali bertaubat dan melakukan sesuatu yang baik, pasti Allah akan menerima taubatnya dan senang kepadanya dan ketahuilah olehmu bahawa Allah SWT telah menerima taubat temanmu itu. Sekarang pergilah kamu menemuinya, beritahukan hal ini kepadanya. Kamu semua juga, haruslah tetap beribadah kepada Allah SWT di tepi sungai ini!”


Mereka lalu memberitahu apa yang telah dikatakan oleh suara tersebut kepada temannya itu. Akhirnya mereka bersama-sama datang ke tepi sungai itu untuk tinggal di sana dan beribadah kepada Allah SWT.


Ketika sahabat mereka yang pernah berbuat keji itu meninggal dunia, maka sungai tersebut memanggil orang-orang yang ahli ibadah lain lalu berkata: ”Wahai para ahli ibadah dan hamba-hamba yang zuhud! Mandikanlah sahabatmu itu dengan airku ini serta makamkanlah dia di tepianku, supaya pada hari kiamat nanti dia dibangkitkan bersamaku.”


Orang-orang tersebut lalu melaksanakan apa yang diminta oleh air sungai itu. Setelah mereka menguburkannya, mereka bersepakat bahawa pada malam harinya mereka ingin tidur dekat makam sahabatnya itu. Setelah waktu pagi hari, barulah mereka akan kembali.


Akhirnya, pada malam itu juga, mereka bermalam di makam tersebut sambil menangis mengenang sahabatnya itu. Ketika waktu fajar sudah tiba, barulah mereka merasa mengantuk dan besok paginya di atas makam itu Allah telah menumbuhkan dua belas batang pohon Sarwah.


Pada waktu mereka melihat tumbuhnya pohon Sarwah di atas makam tersebut, mereka lalu berkata: “Sesungguhnya Allah SWT telah menumbuhkan pohon di atas makam ini. Dengan demikian bererti Allah merasa senang bila kita melakukan ibadah di makam ini.”


Akhirnya mereka sepakat memutuskan untuk menetap di sana sehingga bila salah seorang diantara mereka meninggal dunia, maka sahabat yang meninggal dunia itu pasti mereka makamkan di samping makam sahabatnya yang telah terlebih dahulu meninggal dunia.


Kisah-kisah Insan Bertaubat. Siri 1

No comments:

Post a Comment