Friday, February 7, 2014

PERHATIAN SITTI 'AISYAH KEPADA NABI S.A.W.

Riwayat dari Sitti 'Aisyah, ketika beliau duduk-duduk di rumah, datanglah Nabi serta mengucap salam serta dibalas salamnya oleh Sitti 'Aisyah sambil mau bangun berdiri untuk menyambut Nabi sebagaimana biasanya beliau menyambut kedatangan Nabi sebagai suaminya.

"Tak usah" kata Nabi. Duduklah pada tempat semula. karena ada yang akan aku sampaikan kepadamu, hai Ummul-mu'minin, (ibu orang-orang mu'min).

Sitti 'Aisyah tidak jadi berdiri, beliau terus duduk di situ di lantai, lalu Nabi meletakkan kepalanya di pangkuan Sitti 'Aisyah, terus beliau tertidur di pangkuannya. Rupanya Nabi sangat letih di hari itu. Begitulah. kesayangan Nabi pada isterinya, dan demikian kesayangan Sitti ' Aisyah kepada suaminya. Sitti 'Aisyah di masa itu kira-kira berumur 20 tahun lebih sedang Nabi sudah berumur 56 tahun.

Kemudian setelah itu Sitti 'Aisyah memandangi wajah suaminya yang tengah tertidur lena di pangkuannya. Sitti 'Aisyah membelai janggut Nabi, yang mana nampaklah beberapa lembar janggut Nabi yang sudah putih. Jika tidak salah sudah ada sembilan lembar yang telah memutih.

Maka seketika itu terfikirlah di dalam hati Sitti 'Aisyah :

"Aduhai!" Rupanya tidak lama lagi beliau akan berpulang meninggalkan aku. Bagaimanakah kelak nanti jadinya, suatu umat tanpa Nabi? Dan bagaimanakah kelak hidupku tanpa suami?

Seketika itu berlinang air mata Sitti 'Aisyah di pipinya, lalu jatuh berderai-derai membasahi muka Nabi.

Karena hangatnya airmata, Nabi jadi bangun terjaga dan berkata dengan lemah lembut : "Wahai Ummul-mu'minin, mengapa engkau menangis. Apakah gerangan yang menyebabkan engkau jadi bersedih hati?"

Kemudian Sitti 'Aisyah menjawab dengan berlinang air mata : "Terbayanglah padaku akan masa yang akan datang. Bagaimanakah bila engkau esok lusa sudah menutup mata? Dan bagaimana kelak keadaan umatmu di masa itu? Dan bagaimanakah halku nanti hidup tanpa suami yang tempat aku mencurahkan rasa cinta? Kepada siapakah aku mengadukan nasibku, suami tak ada ayahpun tak punya?"

Kemudian Nabi balik bertanya : "Apakah lagi yang engkau takutkan selain dari itu?"

Jawab Sitti 'Aisyah : "Entahlah, terserahlah engkau saja ya Rasul yang dapat menerangkannya."

Kata Nabi : Yang lebih terasa bagi yang mati, ialah ketika jenazah dibawa keluar dari rumahnya. Dia harus berpisah dari anak isterinya. Berpisah dari kaum kerabatnya, yang lebih terasa lagi bila ia sudah berada di dalam kubur. Berasa benar-benar dirinya sudah terasing. Terasalah padanya bcnar-benar badannya sudah mati. Mati badan kasar sedang si ruh sudah berada di luar badan yang tidak mungkin dia bisa masuk lagi pada badannya. Di masa itu barulah dia sadar bahwa dia telah berada di alam lain dari yang lain, di suatu alam yang tersembunyi oleh pandangan mata manusia. Alam itu ialah "Alam Barzakh" namanya atau alam kubur, artinya alam yang tertutup dari pandang­an mata.

Dipetik dari buku
Berita Alam Ghaib Sebelum dan Sesudah Hari Kemudian.
(VERSI INDONESIA)

No comments:

Post a Comment