Gambar hiasan...
MUSA memukulkan tongkatnya ke
laut, kemudian laut itu terbelah menjadi beberapa bahagian, sehingga setiap
bahagian yang terkuak airnya terhimpun seperti gunung yang tinggi. Selanjutnya,
kaum Bani Isra'il mula menyeberanginya hingga mereka sampai ke tepi pantai yang
lain (seberang).
Sementara Firaun melihat
peristiwa laut yang terbelah itu, kemudian dia berangkat dengan pasukan
berkudanya untuk menyeberangi laut di belakang Bani Isra'il. Namun lautan itu
kembali tertangkup kembali airnya seperti asal, sehingga dia dan para
perajuritnya tenggelam, sedangkan Musa dan Bani Isra'il diselamatkan Allah dari
Firaun dan kekejamannya, setelah sebelumnya Firaun membunuh bayi-bayi lelaki mereka
dan membiarkan hidup bayi-bayi perempuan mereka serta menyeksa mereka dengan
seksaan yang pedih.
Musa kemudian memerintahkan Bani
Isra'il untuk sujud syukur kepada Allah, namun mereka berkata:
"Sesungguhnya kami letih, wahai Musa. Kami tidak akan sujud
sekarang."
Demikianlah, umat Yahudi itu lupa
akan kurnia Allah yang diberikan kepada mereka, dan sikap ini selalu menjadi
kebiasaan mereka. Musa dan kaumnya Bani Isra'il kemudian berjalan di gurun
pasir Sinai yang luas, lalu mereka bertemu dengan satu kaum yang menyembah
berhala. Mereka berkata: "Wahai Musa, buatlah untuk kami berhala yang
boleh kami sembah seperti berhala mereka itu."
Musa berkata: "Sesungguhnya
kamu adalah kaum yang tidak mengetahui. Kamu keluar dari Mesir kerana; kamu
beriman kepada Allah, sementara sekarang kamu hendak kafir. Apakah kamu sudah
lupa mengapa kamu keluar dari Mesir dan diseksa oleh Firaun?" Musa.
kemudian memerintahkan mereka bertaubat dan memohon keampunan.
Allah mewahyukan kepada Musa agar
memerintahkan Bani Isra'il masuk ke tanah yang suci di Palestin. Musa berkata:
"Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci yang telah ditentukan Allah bagimu
dan janganlah kamu kembali ke belakang, maka kamu akan menjadi orang-orang yang
rugi." Ketika itu Palestin diduduki, oleh kaum yang kuat, iaitu kaum
'Amaliq (raksasa, kerana tubuh mereka besar-besar), sehingga kaum Bani Isra'il
berasa takut kepada mereka.
Mereka berkata: "Wahai Musa,
sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, dan
sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya hingga mereka keluar
darinya. Jika mereka telah keluar darinya, pasti kami akan memasukinya."
Kaum Bani Isra'il lupa bahawa
Allah telah menyelamatkan mereka dari Firaun, padahal dia lebih kuat daripada
kaum 'Amaliq. Dua orang lelaki dari orang- orang yang takut kepada Allah yang
kepada keduanya Allah telah memberikan nikmat kemudian berkata: "Serbulah
mereka melalui pintu gerbang (kota) itu, maka apabila kamu memasukinya, nescaya
kamu akan menang. Hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu
benar-benar orang yang beriman."
Sesungguhnya kemenangan telah
ditentukan bagi kaum Bani Isra'il atas musuh-musuh mereka, seandainya mereka
taat kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya.
Kaum Bani Isra'il kemudian
menjawab seraya berkeras atas keingkaran mereka: "Wahai Musa, kami
sekali-sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di
dalamnya. Oleh kerana itu, pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu
berdua. Sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja."
Ketika mereka mengatakan
perkataan itu, Musa marah kepada mereka, kemudian dia berdoa kepada Tuhannya:
"Ya Tuhanku, aku tidak menguasai, kecuali diriku sendiri dan saudaraku.
Sebab itu, pisahkanlah antara kami dan orang-orang yang fasik itu."
Akibatnya, hukuman (yang mereka
terima) sangat pedih. Allah mengharamkan mereka memasuki Baitul Maqdis dan
Palestin selama empat puluh tahun, lalu Allah menjadikan mereka tersesat di
gurun Sinai yang gersang tanpa air.
Maka jadilah gurun Sinai itu
tanah Tiih (yang menyesatkan). Jika seorang lelaki Bani Isra'il berjalan di
gurun itu sejak pagi harinya, maka pada petang harinya dia mendapati dirinya
berada di tempat yang sama, di mana dia memulakan perjalanannya. Itu merupakan
hukuman bagi mereka atas kederhakaan mereka. Lama masa hukuman di padang Tiih
adalah empat puluh tahun.
Sinai adalah gurun pasir yang
tidak memiliki tumbuhan dan air, kecuali hanya sedikit. Orang-orang Isra'il itu
sepanjang harinya hanya boleh berpusing-pusing di dalamnya seolah-olah dalam
satu lingkaran, tanpa boleh keluar dari daerah itu.
Kaum Bani Isra'il rasa lapar dan
haus, sehingga mereka pun mengeluh kehausan itu kepada Musa. Musa berdoa kepada
Tuhannya agar memberikan air minuman kepada mereka dan Allah pun kemudian
mewahyukan kepada Musa: "Pukulkanlah tongkatmu ke batu!"
Ketika Musa memukulkan tongkatnya
ke batu, maka terpancarlah dua belas mata air, sesuai dengan jumlah kabilah
Bani Isra'il. Serentak mereka minum sampai kenyang. Tidak lama kemudian, mereka
mengeluhkan rasa lapar kepada Musa, sehingga dia pun berdoa kepada Allah, lalu
Allah menurunkan manna dan salwa kepada mereka.
Manna adalah sejenis minuman yang
rasanya lebih manis daripada madu. Manna jatuh dari pepohonan yang ada di gurun
itu. Orang yang meminumnya akan rasa kenyang dan hausnya akan hilang. Sumbernya
berasal dari langit yang turun laksana salji. Jika ada seseorang yang
menyimpannya untuk hari esok, maka minuman ini akan basi, kecuali pada hari Jumaat.
Oleh kerana itulah, mereka menyimpannya pada hari Jumaat untuk hari Sabtu,
sebab hari Sabtu adalah hari ibadah kaum Yahudi sehingga pada hari itu mereka
cuti, tidak bekerja.
Adapun salwa, ia adalah nama
burung seperti burung murai yang turun dari langit dalam keadaan telah
terpanggang. Itu adalah makanan yang diberkati.
Mereka kemudian makan dan mereka
kenyang. Namun kebiasaan kaum Bani Isra'il yang tidak pernah lepas dari mereka
ialah banyak meminta kepada para Nabi. Mereka kemudian berkata: "Wahai
Musa, kami tidak tahan hanya dengan sejenis makanan sahaja yakni manna dan
salwa. Sebab itu, mohonlah untuk kami kepada Tuhanmu agar Dia mengeluarkan bagi
kami dari tumbuh-tumbuhan bumi, iaitu berupa kacang, bawang merah, bawah putih,
timun dan adas."
Nabi Allah Musa berasa hairan
kepada kaum yang telah diberikan kepada mereka manna dan salwa oleh Allah,
kemudian mereka meminta makanan lain yang justeru berbau tidak enak, seperti
kacang adas, kacarng tanah dan bawang merah. Dia berkata: "Mahukah kamu
mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang baik? Pergilah kamu ke
suatu kota, pastilah kamu akan memperoleh apa yang kamu minta."
Mereka kemudian rasa malu di atas
diri mereka namun mereka kembali mengeluh kepada Musa. Mereka bukannya membuat
sesuatu yang dapat meneduhi mereka dari panas sinar matahari, melainkan justeru
mengeluhkan hal itu kepada Musa, sehingga Musa pun berdoa kepada Tuhannya, dan
Allah memberikan awan kepada mereka, iaitu mega putih yang meneduhi mereka.
Di sisi yang lain, dalam
kaitannya dengan matahari yang bersinar pada siang hari dan rembulan yang
bercahaya pada malam hari, Allah telah memberikan kepada mereka anugerah besar
lain. Pada malam-malam yang tidak berbulan, Allah menjadikan untuk mereka cahaya
yang berkat penerangannya mereka boleh berjalan pada malam hari.
Mereka keluar dari Mesir tanpa
membawa pakaian, kemudian mereka mengeluh kepada Nabi Allah, Musa, tentang pakaian
mereka yang kotor. Musa kemudian Berdoa kepada Tuhannya dan Allah memberikan
nikmat yang besar kepada mereka, iaitu menjadikan pakaian mereka tidak pernah
kotor lagi, bahkan turut berkembang seiring dengan pertumbuhan pemakainya betapapun
tuanya usia pemakainya.
Kaum Bani Isra'il tinggal di
padang Tiih di samping bukit Thur, yang ada di gurun Sinai. Allah kemudian mewahyukan
kepada Musa agar dia menyampaikan perintah-Nya kepada mereka.
Musa pun menyampaikan kepada
mereka bahawa Allah memerintahkan kepada mereka untuk mengerjakan solat di
tempat mana pun, kecuali di kubur dan tempat buang air, namun mereka menyukarkan
diri mereka sendiri dan mengatakan: “Kami tidak akan solat, kecuali di dalam
masjid."
Allah, memerintahkan kepada
mereka agar menyucikan pakaian dengan air jika terkena najis, namun mereka
mengatakan: "Tidak, bahkan kami akan memotong bahagian yang terkena
najis." Oleh kerana itulah, semua pakaian mereka menjadi bertampal-sulam.
Allah memerintahkan mereka untuk
bertaubat dari dosa jika mereka melakukannya, tetapi mereka berkata: "Tidak,
bahkan dosa itu akan ditulis di pintu rumah pelakunya, lengkap kifarat yang
harus dibayarnya!"'
Dengan demikian, mereka telah
menyukarkan diri mereka sendiri, sehingga Allah pun memberatkan mereka.
Pernahkah kamu melihat umat yang lebih dungu daripada mereka?
Allah mewahyukan kepada Musa agar
berangkat ke puncak bukit Thur, kerana di sana Allah akan menurunkan
syariat-Nya dan mengajarkan taurat kepadanya, yang berisi petunjuk dan
bimbingan bagi kaum Bani Isra'il.
Musa kemudian bersiap sedia untuk
bertemu Allah, Dia mewasiatkan kepada saudaranya (Harun, Nabi dan pembantunya)
agar menjaga Bani Isra'il selama kepergiannya, mengurus persoalan mereka, serta
mengajar kepada mereka apa-apa yang tidak mereka ketahui menyangkut syariat
Allah. Kepada Harun, Musa memberitahu bahawa kepergiannya akan berlangsung
selama tiga puluh hari.
Musa pun pergi menemui Tuhannya.
Dia naik ke atas bukit Thur dan di sanalah syariat Allah diturunkan kepadanya.
Ketika itu Musa berpuasa selama tiga puluh hari, kemudian dia merasakan
mulutnya berbau tidak enak, lalu dia mengambil siwak dan membersihkan giginya.
Allah kemudian bertanya kepadanya: "Mengapa kamu melakukan itu?" Musa
menjawab: "Ya Tuhanku, bau mulutku telah berubah."
Allah berfirman: "Wahai
Musa, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi-Ku
daripada minyak misik."
Allah kemudian memerintahkan Musa
untuk berpuasa selama sepuluh hari lagi, sehingga jumlah waktu bertemu dengan
Allah itu menjadi genap empat puluh hari.
Sesungguhnya Allah berbicara
terus dengan Musa dan begitu juga sebaliknya dan Musa merasakan betapa nikmatnya
berada dekat dengan Allah. Dia berkata: Tuhanku, aku ingin memandang dan
melihat-Mu." Allah menjawab: "Wahai Musa, sesungguhnya kamu tidak
akan pernah dapat melihat-Ku, tetapi lihatlah bukit itu (bukit Thur). Jika ia
tetap pada tempatnya, maka kamu akan boleh melihat-Ku."
Ketika Allah menampakkan diri
pada gunung itu, maka gunung itu bergetar, gempa dan luluh lantak rata dengan
tanah dan Musa pun jatuh pengsan.
Ketika sedar, Musa mengetahui
bahawa orang-orang mukmin tidak akan dapat melihat Allah di dunia, tetapi
mereka akan melihat-Nya di akhirat ketika mereka masuk syurga. Musa kemudian
berkata: "Ya Tuhanku, Maha Suci Engkau. aku bertaubat kepada-Mu dan aku termasuk
orang-orang mukmin pertama."
Allah kemudian memberikan
lembaran-lembaran yang di dalamnya tertulis taurat, di sana pula ada petunjuk
dan rahmat bagi kaum Bani Isra'il.
Ajaran-ajaran taurat adalah
janganlah mencuri, janganlah berzina, janganlah kamu memberi kesaksian kepada
temanmu dengan kesaksian yang palsu; sembahlah Allah semata-mata yang tiada
sekutu bagi- Nya, janganlah membunuh, taatilah ayah dan ibumu sepanjang umurmu,
jangan menujukan pandanganmu ke dalam rumah temanmu dan janganlah kamu
mengangan-angankan isteri dan hamba, yakni janganlah kamu menaruh iri
kepadanya.
Musa rasa senang dengan
lembaran-lembaran itu, ingin rasanya dia terbang dengan membawa lembaran-lembaran
itu kepada kaumnya, namun Allah mengkhabarkan satu berita yang membuatnya
bersedih. Berita apakah itu?
Sebelum Bani Isra'il keluar dari
Mesir, kaum Yahudi meminta kaum wanita Mesir agar sudi meminjamkan emas dan
perhiasaan mereka kepada kaum wanita Yahudi, supaya mereka boleh memakainya
pada hari raya mereka, kemudian mereka akan mengembalikannya lagi kepada kaum
wanita Mesir sesudahnya.
Akan tetapi, niat kaum wanita
Yahudi itu sebenarnya adalah ingin mencuri emas dan perhiasan cincin, anting-
anting, gelang kaki dan perhiasan kaum perempuan yang lain.
Kerana Bani Isra'il adalah
orang-orang yang bodoh, salah seorang dari mereka yang bernama Samiri, boleh
mencuri emas mereka (yang dipinjam dari wanita-wanita Mesir itu melalui
kepiawaiannya alam hal tipu muslihat.
Si kafir ini mampu menghimpun
emas tersebut dari wanita-wanita Yahudi, kemudian meletakkannya di dalam api
dan membentuknya menjadi patung emas anak lembu. Dia membuat bahagian dalam
anak lembu itu terbuka dari dua arah. Jika ada udara masuk ke dalam perut anak
lembu, maka keluarlah suara seperti suara lenguhan anak lembu, sehingga
orang-orang Yahudi menduga bahawa patung anak lembu itu Tuhan. Samiri kemudian
berkata kepada mereka: "Inilah Tuhan kalian dan Tuhan Musa."
Samiri juga memanfaatkan masa
sepuluh hari ketiadaan Musa. Dia berkata: "Sesungguhnya Musa telah mati,
dan inilah Tuhan kamu dan Tuhan Musa, maka sembahlah ia!"
Mereka kemudian mentaatinya
kerana kekafiran mereka dan mahu bersujud kepada patung anak lembu, kecuali
Harun dan sejumlah orang-orang mukmin yang menolak bersujud kepada berhala emas
yang disembah umat Yahudi itu, umat yang menjadi hamba harta dan emas.
Ketika Musa akan kembali kepada
kaumnya, Allah mengkhabarkan kepadanya tentang penyembahan dan sujud kaumnya
kepada patung anak lembu, sehingga dia pun rasa sangat sedih. Oleh kerana itu,
bergegaslah Musa kembali kepada kaumnya, kemudian dia melihat seekor anak
lembu. Dia menyangka bahawa Harun pun telah menyembah patung anak lembu itu
bersama mereka, sehingga dia memegang dan mula mencekiknya seraya berkata:
"Mengapa kamu membiarkan mereka menyembah patung anak lembu itu, wahai
Harun?
Apakah kamu menyetujuinya?" Harun
menjawab: "Wahai Musa, wahai anak ibuku! Janganlah kamu melakukan ini
kepadaku. Demi Allah, sesungguhnya aku telah menasihati dan melarang mereka,
tetapi mereka berkeras melakukannya. Aku kemudian menunggumu hingga kamu
kembali dengan membawa perintah Allah untuk mereka."
Harun kemudian mendatangkan
Samiri, lalu Musa berkata kepadanya: "Semoga kemurkaan Allah atas dirimu,
wahai Samiri! Pergilah kamu! Sesungguhnya hukuman bagimu adalah Allah akan menimpakan
suatu penyakit kepadamu, setiap kali kamu meletakkan tanganmu ke tubuhmu, maka
setiap itu pula kulitmu gugur, sehingga kamu mengatakan, “Jangan sentuh
aku."
Setelah itu Musa membakar patung
anak lembu di dalam api, kemudian setelah menjadi abu, ia melemparkannya ke
laut. Kaum Bani Isra'il kemudian berasa sedih atas patung anak lembu itu, lalu
mereka pergi ke laut dan meminum air tempat patung anak lembu itu dilemparkan
di sana. Oh, alangkah bodohnya mereka.
Selanjutnya, Allah memalukan
mereka dengan menjadikan bibir mereka berwarna kuning. Musa kemudian berkata:
"Wahai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya diri kamu dengan
menjadikan patung anak lembu sebagai sembahan kamu selain Allah, dan
sesungguhnya hukuman untuk kamu adalah membunuh diri kamu (sendiri), hingga
Allah menerima taubat kamu."
Musa kemudian memerintahkan
mereka yang menyembah anak lembu itu untuk masuk ke dalam rumah yang gelap
gelita. Mereka mengikat diri mereka sendiri, sehingga orang-orang yang tidak
menyembah anak lembu datang kepada mereka, kemudian membunuh mereka dengan
pedang. Sesungguhnya tanda dari Allah menerima taubat mereka adalah turunnya
kegelapan, kemudian kegelapan itu menghilang. Bila kegelapan telah hilang,
bererti taubat mereka telah diterima, sehingga hukuman mati pun dihentikan.
Orang-orang yang tidak menyembah
anak lembu mula membunuh yang pernah menyembahnya, sehingga anak-anak menangisi
kematian ayah mereka dan kaum wanita pun menangisi kematian suami-suami meraka.
Musa tidak sanggup menyaksikan pemandangan itu, lalu dia menadahkan tangannya
berdoa memohon kepada Allah.
Selanjutnya, Allah mengabulkan
doa nabi-Nya dan menerima taubat mereka, sehingga hilanglah kegelapan itu dan
Allah menerima taubat mereka yang masih hidup dan mengasihani orang-orang yang
telah meninggal dunia.
Ketika Musa mengetahui bahawa
kaumnya menyembah patung anak lembu, bukan menyembah Allah, dia marah kepada
mereka dan melemparkan lembaran-lembaran yang di dalamnya tertulis kitab
Taurat. Ketika Allah menerima taubat mereka, dia mengambil kembali
lembaran-lembaran itu dan berkata kepada kaum Bani Isra'il: "Ambillah
ajaran-ajaran ini dan ikutlah apa-apa yang ada di dalamnya."Mereka berkata: "Tidak,
sampai Allah berbicara kepada kami sebagaimana Dia berbicara kepadamu."
Allah kemudian marah kepada
mereka dan memerintahkan para malaikat untuk "mengangkat gunung Thur dan
menimpakannya kepada mereka. Mereka melihat gunung Thur di atas kepala mereka
seperti awan, kemudian mereka bersujud kepada Allah seraya berkata:
"Sekarang kami bertaubat kepada Allah."
Allah kemudian mengangkat seksaan
itu dari mereka dan mereka pun mahu mengambil pengajaran itu dari Nabi Musa.
Mereka berkata: "Tidak ada sujud yang lebih agung, selain sujud yang dapat
melenyapkan seksaan dari kami."
Allah memerintahkan kepada Musa
untuk memilih, tujuh puluh orang Bani Isra'il untuk pergi ke gunung Thur,
kemudian memohon keampunan kepada Allah atas dosa menyembah anak lembu yang
dilakukan kaumnya. Musa kemudian memilih tujuh puluh orang itu dan membawa
mereka naik ke atas gunung Thur.
Ketika Musa hendak berbicara
dengan Allah, dia masuk ke dalam kabut cahaya. Saat Allah sedang berfirman
kepadanya, kabut itu menyelimuti seluruh gunung Thur sehingga semakin bertambah
tebal. Sementara itu, kaum Bani Isra'il dapat mendengar apa yang Allah
firmankan kepada Musa.
Mereka kemudian berkata:
"Wahai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah
dengan terang-terangan."
Permintaan mereka itu merupakan
suatu keraguan kepada Allah. Adapun Musa, dia memang ingin melihat Tuhannya,
sebab dia berasa rindu kepada-Nya. Adapun orang-orang Bani Isra'il itu,
sesungguhnya mereka telah melakukan kekeliruan yang besar. Oleh kerana itulah,
Allah mengirimkan petir dari langit, sehingga mereka mati semuanya.
Musa kemudian menangis dan
berdoa: "Ya Tuhanku, seandainya Engkau menghendaki, nescaya Engkau dapat
membinasakan mereka saat mereka menyembah patung anak lembu. Ya Tuhanku,
sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang lemah akal. Oleh kerana itu,
janganlah Engkau binasakan kami kerana apa yang dilakukan orang-orang yang
bodoh dari kalangan kami. Ya Tuhanku, hidupkanlah mereka kembali. Sesungguhnya
Engkau adalah Penolong kami, maka ampunilah dan kasihanilah kami. Engkau adalah
sebaik-baik pemberi keampunan. Tetapkanlah kebaikan untuk kami di dunia ini.
Sesungguhnya kami bertaubat kepada-Mu dan kembali kepada-Mu dari
kederhakaan."
Allah kemudian menghidupkan dan
menerima taubat mereka, kemudian mereka kembali ke rumah mereka bersama-sama
dengan Musa. Saat itu ada teriakan dan tangisan, kemudian seorang lelaki
berkata: "Kamulah pembunuh!" Lelaki yang lain menjawab: "Sebenarnya
kamu dan kaummulah yang membunuh."
Anak dari saudara yang terbunuh
itu kemudian datang sambil berteriak, menampar pipi dan menyeru: "Mereka
membunuh pakcikku untuk merompak dan mewarisi hartanya."
Salah seorang dari mereka
berkata: "Kita pergi menemui Nabi Allah, Musa agar dia menjelaskan kepada
kita tentang perkara yang sebenarnya."
Mereka kemudian pergi menemui
Musa a.s. dan menceritakan kisah pembunuhan itu, kemudian Musa berkata:
"Aku meminta kepada kamu supaya bersumpah atas nama Allah jika salah
seorang di antara kamu mengetahui sesuatu tentang pembunuhan ini."
Tidak seorang pun berkata-kata
dan berbicara. Musa kemudian bermunajat dan berdoa kepada Tuhannya, lalu
kembali lagi kepada kaumnya. Dia berkata: "Sesungguhnya Allah
memerintahkan kepada kamu untuk menyembelih seekor lembu betina."
Mereka berkata: "Apakah kamu
hendak menjadikan kami bahan ejekan dan kamu bercanda kepada kami?"
Nabi Allah, Musa menjawab:
"Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-
orang yang jahil."
Mereka berkata: "Jika
demikian, berdoalah kepada Allah agar Dia menerangkan kepada kami bentuk lembu
betina itu."
Musa berdoa kepada Tuhannya,
kemudian Musa berkata: "Sesungguhnya lembu betina itu adalah lembu betina
yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan antara itu." Kerana Musa
mengetahui bahawa mereka banyak bertanya, maka dia pun berkata: "Kerjakanlah
apa yang diperintahkan kepadamu."
Mereka berkata: "Mohonlah
kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya."
Musa pun berdoa kepada Tuhannya,
lalu kembali dan berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahawa lembu
betina itu adalah lembu betina yang kuning, yang kuning tua warnanya lagi
menyenangkan orang- orang yang memandangnya."
Ketika mereka menyukarkan diri
mereka sendiri, maka Allah pun menyukarkan mereka, sehingga mereka tidak
menemui lembu betina dengan warna itu. Mereka kemudian kembali kepada Musa dan
berkata: "Moholah kepada Tuhanmu untuk kami agar dia menerangkan kepada
kami, kerana sesungguhnya lembu betina kuning itu banyak, (namun ia masih)
samar bagi kami."
Setelah berdoa kepada Tuhannya,
Musa kemudian menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahawa lembu betina
itu adalah lembu betina yang belum pernah digunakan untuk membajak tanah dan
tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak cacat, tidak ada belangnya."
Mereka kemudian pergi untuk
mencari lembu betina itu. Pencarian terhadap lembu betina itu terus berterusan,
hingga mereka menemuinya pada seorang anak yang sangat berbakti kepada
kedua-dua orang tuanya. Allah memberikan balasan kepadanya yang baik, di mana
dia menjual lembu betina itu dengan emas yang beratnya sepuluh kali ganda dari
lembu tersebut.
Ketika mereka telah menyembelih
lembu betina itu, Allah memerintahkan kepada Nabi Musa agar mereka mengambil
salah satu dari tulangnya, kemudian memukulkan pada tubuh mangsa yang terbunuh.
Mereka pun melakukan perkara itu.
Setelah orang yang terbunuh itu
dipukul dengan tulang lembu betina, mendadak hidup kembali dan mengatakan:
"Orang yang telah membunuhku ialah anak saudaraku yang menangis kuat dan
menampar pipinya sendiri ini. Dia membunuhku agar dia boleh mewarisi hartaku."
Dia kemudian mati lagi.
Sekalipun Bani Isra'il telah
melihat tanda-tanda dan mnukjizat-mukjizat itu, mereka terus menyakiti Musa
a.s. sehingga Musa meninggal dunia dalam keadaan marah kepada mereka.
Dipetik dari buku:
Himpunan kisah-kisah menarik daripada Al-Quran