Tiga wasiat Rasulullah agar melatih jiwa redha menerima
qadak dan qadar. Jika kesemua wasiat itu diamalkan nescaya kita akan berasa
betapa besarnya nikmat Allah dan sentiasa redha dengan-Nya. Inilah kunci
bahagia dan rasa puas walau diuji dengan seribu satu macam masalah serta
musibah. Tiga wasiat ini adalah terapi nabawi bagi penyakit jiwa dan latihan
untuk redha.
PERTAMA: Abu Hurairah berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda,
"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai Allah daripada mukmin yang
lemah. Pada masing-masing mereka terdapat kebaikan. Bersemangatlah meraih apa
yang bermanfaat bagimu. Mintalah pertolongan kepada Allah. Jangan berasa lemah.
Jika kamu tertimpa sesuatu, jangan katakan, "Seandainya saya lakukan
begini, pasti begini dan begini." Tetapi katakanlah, "Allah telah
mentakdirkannya. Apa yang Allah kehendaki pasti Dia lakukan." Kerana kata,
'seandainya' membuka peluang amal bagi syaitan." (HR Muslim).
Hadis itu menjelaskan, barang siapa hendak mendapatkan
kecintaan dan keredhaan Allah, maka harus memperkuatkan keimanannya dan bersungguh-
sungguh melatih jiwa menjadi kuat. Memperkayakan dirinya dengan ilmu dan
memperkuatkan fizikalnya dengan kekuatan lain yang bermanfaat untuk membentuk
peribadi Muslim yang dicintai Allah.
Seorang Muslim harus berusaha mendapatkan sesuatu yang
bermanfaat baginya, meminta pertolongan Allah, tidak merasa lemah. Menyerahkan
segala urusannya kepada Allah dalam apa yang Allah takdirkan untuknya. Tidak
boleh marah dan mengeluh terhadap musibah yang menimpa. Tidak boleh memberikan
peluang syaitan menggoda dengan mengatakan, "Seandainya saya mengatakan
begini dan begitu."
KEDUA: Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah mengajari kami
solat istikharah untuk memutuskan segala sesuatu sebagaimana mengajari al-Quran.
Baginda bersabda, "apabila seseorang di antara kalian mempunyai rencana
untuk mengerjakan sesuatu, hendaklah melakukan solat sunat (Istikharah) dua
rakaat kemudian bacalah doa ini, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon
petunjuk kepada-Mu dengan ilmu-Mu, memohon ketetapan dengan kekuasaan-Mu dan
aku memohon kurniaan-Mu yang sangat agung kerana sesungguhnya Engkau Berkuasa
sedang aku tidak berkuasa sama sekali, Engkau Mengetahui sedangkan aku tidak,
dan Engkau yang mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui
bahawa urusan ini (lalu menyebutkan secara langsung urusan yang dimaksudkan)
lebih baik bagi diriku dalam agama, kehidupan dan akhir urusanku atau mengucapkan:
baik dalam waktu yang dekat mahupun yang akan datang maka tetapkanlah ia bagiku
dan mudahkanlah ia untukku. Kemudian, berikan berkah kepadaku dalam
menjalankannya. Jika Engkau mengetahui bahawa urusan ini buruk bagiku dalam
agama, kehidupan dan akhir urusanku atau
mengucapkan: Baik dalam waktu yang dekat mahupun yang akan datang maka
jauhkanlah urusan itu daripadaku dan jauhkanlah aku darinya, serta tetapkanlah
yang baik itu bagiku di mana pun kebaikan itu berada. Kemudian jadikanlah aku
orang yang redha dengan ketetapan tersebut." (HR Bukhari).
Doa itu mengajar dan melatih jiwa menjadi kuat agar redha
dengan qadak dan qadar serta pasrah dengan takdir yang Allah tentukan. Takdir
yang Allah tentukan untuk kita adalah yang terbaik dan amat bermanfaat.
KETIGA: Rasulullah s.a.w. bersabda, "Lihatlah orang
yang di bawah kalian. Jangan lihat orang yang di atas kalian. Sesungguhnya itu
lebih pantas agar kalian tidak memandang rendah atas nikmat Allah yang
diberikan kepada kalian." (HR Muslim).
"Jika salah seorang dari kalian melihat orang yang
dilebihkan nikmatnya atas dirinya dalam harta dan postur tubuh, hendaklah dia
melihat orang yang di bawahnya." (HR Bukhari).
Hadis itu mengandungi ubat bagi penyakit hasad dan keluh kesah tentang takdir Allah. Jiwa orang yang suka melihat kenikmatan orang lain tidak akan pernah merasa rela. Setiap kali mendapatkan kekayaan dan kedudukan dia menjadi leka dan terus menginginkan kekayaannya bertambah serta rindunya kepada harta yang banyak semakin mendalam. Jika kita ikut wasiat Rasulullah itu maka akan terasa betapa besarnya nikmat yang Allah kurniakan, rela, puas dan bahagia meski diuji. Kehidupan menjadi stabil. (Sumber dipetik dari Iman Kepada Qadar - Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-shallabi).
Sumber : Al Islam
No comments:
Post a Comment